Postingan

Menampilkan postingan dari 2011

“18 Desember 2011, dan Catatan tidak penting di GOR Bima Kota Cirebon 13:15”

( Lilin-lilin kecilku masih ada.. ) Hari-hari-ku masih ada di kota ini ( dipaksakan walau sedikit ‘tersiksa’ manis ), terisi dan terpelihara dengan menciptakan cerita-cerita baru dalam hidup. Ada bolabasket dan ada lilin-lilin kecilku serta kotak-kotak benak yang hanya susunan syaraf kepalaku yg tau. Aku tidak pernah tau dan tidak mau tau ambrio sperma lelaki mana yang menciptakan mereka, lalu terlahir dari rahim wanita yang mana pula mereka. Tapi YME menjadi sutradara yang menggiring mereka mendekat, erat serta lekat dalam hari-hari seorang ‘elang’.  Kuciptakan dengan teramat narsis gelar buat diriku sendiri, walau gak pernah bisa terbang tinggi, sendiri di kesunyian angkasa. Siapa yang mau tau hal itu? Karena hanya aku yang tau ‘elang’ diriku sendiri. Bodoh adalah kalimat yang tepat memaksakan keceriaan yang kuciptakan. Terima kasih Tuhan, aku masih Engkau berikan rasa untuk mencintai sesama manusia.Tapi, tetap bodoh kan?. Ya!; aku menjawab terlebih dahulu sebelum kalian menjaw

"AKU HARUS BELAJAR DARI OLIVE" (cerita dibalik kemenangan smpn 1 Cirebon (pi).

Selamat buat anak putri SMPN 1 kota Cirebon yang telah meraih medali emas bolabasket pada POPKOTA 2011 d engan mengalahkan SMP Santa Maria di final.  Tekat, semangat, kadang dapat memutar balikkan fakta dan kadang susah di logika.  Begitupun sekali lagi kata selamat harus terucap dari tenggorokan tua serta parau ini karena harus berteriak sepanjang pertandingan menyemangati mereka. Dapat apa 'Hat?. Parau tingkat dewa!. Siapaku Putik?. Siapaku Charrine?, Siapaku si "Kribo"?, Siapaku Salma? dan siapaku yg lainnya, hingga dapat membuatku begitu semangat membela mereka dari sisi lapangan?. Mereka tidak siapa-siapaku!.  Mereka adalah orang lain dan bukan sudaraku. Lalu? Jangan memaksaku untuk menjawab, karena hati dan jiwa sudah terlanjur menyayangi mereka.  Mereka seperti anak-anakku dan bolabasket mempertemukan kami. Mencair sudah kerutan-kerutan di kening dan kerutan-kerutan di pelupuk mata ketika peluit tanda berakhirnya pertandingan dibunyikan. Pecah air mat

"Kota Cirebon atau sekolah kita?!"

Priben jeeeh....... Tadinya hanya selintas mendengar judul kalimat tsb diatas dari beberapa atlit bolabasket pelajar kota Cirebon. Tapi belum selesai ludah tertelan, wah ada yg salah nih. Berawal dari kekalahan tim bolabasket sebuah sekolah menegah negeri di ajang pekan olahraga pelajar kota Cirebon2011. Lalu si pelatih entah kesal dengan kekalahan anak asuhnya atau bermasalah dgn susunan urat-urat dalam kepalanya lalu melontarkan kalimat yang kira-kira berbunyi spt ini. "Kalian memilih tim Kota Cirebon atau memilih tim sekolah?!"; karena dia tau banyak anak asuhnya ikut dalam tim bolabasket kota Cirebon. Tapi apakah itu masalahnya yang menyebabkan kekalahan tim-nya tsb? Atau apakah pantas kalimat tsp terlontar dari seorang pelatih?. Wah, kalau kalah ya kalah saja, jangan terus mengkambing hitamkan tim lain yg notabene lagi mengemban tugas yg lebih besar dengan menyertakan anak anak tsb. Memeberikan 'dark choice' pd anak didiknya dengan setengah memberi 'tekan

"Sekarang (mungkin) masih bisa tersenyum; Esok kan masih ada. (Duduk menangis di pinggir lapangan sambil membawa bolabasket yg kempes)."

{Keprihatinan pengelolaan GOR Bima Cirebon}. Bolabasket, Bolavolley, Karate dan cabor2 lain yg membutuhkan tempat berlatih di ruangan 'indoor', mungkin satu-satunya pilihan di kota Cirebon hanyalah GOR Bima. *seandainya ada tempat lain yg sarana floor-nya terbuat dari kayu spt itu mungkin sdh sejak lama GOR tsb ditinggalkan orang. Yakin? Yakin!, wong 'dah gak karuan gitu. Bolabasket, Bolavolley serta Karate kota Cirebon rutin menggunakan GOR tsb. Lalu permasalahannya adalah; Belakangan ini bila hujan deras, kondisi atap gor tsb sdh banyak yg bocor lalu air hujan menetes ke lantai yg notabene terbuat dari kayu. Dibeberapa tempat; lantai kayu sudah banyak yg "kopong" (pondasi dasarnya kropos) serta ada beberapa lantai kayu yg longgar, terlepas dan berlubang. Saat ini memang masih bisa digunakan atau layak (*versi-ku sendiri), dibuat berlatih atau digunakan buat pertandingan2 kelas lokal. Tapi bagaimana nantinya. Dua atau tiga tahun lagi aku yakin lapangan ts

"BUTA MATA, BUTA HATI DAN MEM-BABI BUTA (KARENA SEMAKIN BUTA)".

Breaking News; Si Kasno bebas!. Sementara kemarin-kemarin si "Bunga" dan "Melati" dituntut 10 tahun penjara dan denda 10 milyar. Di Desa yg lain biang kerok sebuah masalah; si Tulartular sdh dihukum hanya beberapa tahun dan 'bonus' denda sekian-sekian yg notabene lebih ringan dari hukuman si Bunga dan Melati. *pletek, pletek kemprul cuuihh..!!, pemandangan yg sangat sarat dgn bau dan "laler hijau". Kotor becek menyengat! Mobil2 kuning "seperti" tak mampu lagi mengangkat sampah-sampah yg benar-benar sampah. Buta, pura-pura buta atau membutakan diri menjadi membabi buta. Kotak-kotak kaca setiap hari menceriterakan dongeng-dongeng buta dari seantero negeri. Hukuman-hukuman buta merajalela menggauli tubuh-tubuh anak negeri. Salah memang harus salah. Benar harus dibenarkan. Tapi siapa yg menghukum siapa? Buku kesalahan dan kitab kebenaran tercampur aduk di penerbitan "manusia". Membabi-buta, sudah tidak akan dipermasalahka

10 "Alay" versi Celebrities Dunia.

Gak tau benar atau tidak, tapi hasil angket ini dikumpulkan dari 50 bintang film Hollywood, 50 bintang film Bollywood/Hongkong, 50 pemain NBA, 50 pemain sepakbola Inggris, Spanyol, Italia, Jerman. 50 atlit ateletik pro dunia pa/pi. Hasilnya sbb : 1. Tidak mandi ketika akan bepergian ke satu acara/pesta. 2. Selalu menanyakan berapa harga rumah/mobil/parfume orang lain. 3. Menyalakan AC mobil dan rumah dgn suhu yg amat dingin sebagai standard "kenyamanan". 4. Selalu memakai "headset" di kumpulan org banyak dan di tempat yg tdk semestinya. 5. Selalu membeli/memakai benda2 yg "ber-merk" walau tidak pantas dipakai. 6. Selalu merasa tdk nyaman pada suatu pesta/komunitas baru. 7. "Plagiat" pada idolanya baik tingkah dan ucapan walau tidak "mendekati" sama sekali. 8. Selalu mengikuti suatu "trend" walau tdk dimengerti sama sekali. 9. Over confidence yg teramat sangat. 10. Kiddist dan Soms.

"JEMURAN HANDUK"

Terbentang berwarna-warna dengan noda-noda yg tertinggal, baik yang terlihat maupun yg samar. Ada yang bau, tidak berbau , tetapi tetap saja itu bekas noda dari bagian tubuh yang di-usap. Greeennng…. Setiap pagi mata, telinga disuguhi sarapan oleh berbegai “keanehan” negeri ini. Handuk-handuk semakin banyak digelar didepan mata bagai jemuran handuk tetangga yg dipamer setiap hari beserta “peralatan-peralatan”   pembungkus bagian dalam pria dan wanita. Bukan lagi kesengajaan tetapi sudah seperti budaya kalau hal seperti ini adalah lumrah. *memang lumrah atau dilumrahkan. Handuk putih dengan bercak-bercak “aneh” (*mungkin bekas bercak “anu”), handuk coklat agar tdk diketahui bahwa sesungguhnya sudah kotor, handuk kuning, hijau, biru dan warna-warna lain yg tanpa disadari bahwasanya ada “lemak-lemak” yang tertinggal dan diam disitu. Mengering, menguap atau kembali ke tubuh karena di-usapkan kembali. *aku ingin menjadi “handuk” selebritis wanita. Lh

"DEMI CINTA" ( Malu pun gak apa-apa krn demikian kejadiannya )

Pyaaaarrrr...!! Aku bangun kepagian, terlalu banyak pekerjaan yg hrs dikerjakan hari ini. *harusnya malah bersyukur. Alaaah, namanya ngantuk ya ngantuk. Siapa yang berani melawan tubuhnya sendiri? Koran. Ya koran pagi. Itu sarapan wajib walaupun membacanya harus tetap menghidupkan lampu. *usia gak pernah mau bersahabat. Sangat berbeda dgn nafsu biologis. Masa si? Treng..teng teng teng..!!! *"agak" kaget. Siswa RSBI "Minta-minta di Jalan. Itu salah satu judul di Radar Cirebon. Untuk apa memangnya siswa2 tsb minta-minta? Untuk team bolabasket sekolah tsb tentunya. Lho? Iya..! Aku tau, mereka akan mengikuti salah satu kejuaran bolabasket di Bdg. Kok tau? Ya taulah. Siapapun tau akan hal itu. Apalagi komunitas bolabasket pelajar di kota Cirebon; Akan sangat tau perihal kejuaraan tsb. Hebat sekali gebyarnya kejuaran tsb hingga kejadian seperti judul di koran tadi sah-sah saja dilakukan tanpa "malu". Kok gak malu? Kayaknya gak punya urat malu,

"DONGENG - DONGENG SETENGAH TELANJANG DI SIANG BOLONG"

Pletok tok totoktok..tok..tok.. Tidak ada lagi nama Bachdim di Timnas Indonesia. Mungkin saja 'tarian' selebrasinya diwaktu lalu akan menjadi kenangan indah yg tidak akan terlupakan. Sementara itu dilain 'kotak' masalah olahraga sepakbola Indonesia, ISL dan LPI pada "berantem" gak karuan. *yg benar itu kelak akan 'benar'. Masyarakat Indonesia hanya bisa menyaksikan pertarungan tsb hari ke hari melalui media hingga pada waktunya kita semua akan menemukan sang juaranya. Siapa juaranya?. Hati Nurani!. *lho? Ya, di hati nurani yang bersih, disitulah nanti ada sang pemenangnya. Karena pada hati nurani, "nglumpuk" *jawa = berkumpul semua kriteria yg dibutuhkan untuk menjadi 'sang juara'. Kalau tidak ada hati nurani? *kayaknya memang sifat manusia Indonesia saat ini. Lalu bagaimana? Haruskah jujur membuka "topeng" kita masing2? *buka dulu topeng-mu...buka dulu topeng-mu.. Ariel nih.... Ya, Ariel.. Kasihan dia sudah

"Malaikatt Juga Tau, Kaulah Yg Jadi Juaranya"

Judul diatas sebenarnya penggalan syair lagu Dewi Lestari. Tapi kayanya pas dibuat judul. Pesta itu sdh usai. Cucuran keringat telah terusap, segala komentar telah terbaca, sumpah serapah telah terucap lepas lugas dan keras. *sampai ada bodyguard si "anu" yg emosi lalu berani menantang massa di GBK. Selamat buat "saudara2" ku dari Malaysia yg berhasil merebut singgasana pertama. Dan selamat yg 'TER-AMAT DALAM' *dgn CINTA KASIH tentunya, pada putra2 terbaik negeri ini yg telah menunaikan tugas dgn membela NEGARA INDONESIA dgn "BAIK". *HATI-HATI pada org yg seenaknya melecehkan negeri ini, karena selama perhelatan berlangsung seluruh lapisan masyarakat seantero negeri ini menjadi satu padu membela MERAH PUTIH!! Lalu, siapakah sebenarnya yg menjadi "JUARA" yg sebenarnya?. SEPULUH JARIKU MENYEMBAH kepada seluruh SUPPORTER INDONESIA.!! Merekalah JUARA nya!!! Melihat tayangan di televisi selama final leg II ada KEHARUAN dan K

"Esok Kan Masih Ada"

Lepas dari masalah Nasionalis; karena Nyawaku-pun akan kuberikan tuk membela negeri ini. Itu pasti dan harga mati bila kita diusik negara lain. Tapi kali ini masalah 3 - 0 di Bukit Jalil. *keren stadionnya..banget!.  Ribuan komentar sdh tertulis pasca kekalahan timnas sepakbola Indonesia. *ada yg menggelikan, 'menggelitik' dgn sedikit kritik, menyalahkan yg gak perlu dll.  Jujur2an... Sudah baikkah "kita"? *aku ngaku aja. Belon! Kayanya ada yg salah dgn kita *menurutku lho. (sekali lagi menurutku lho). Sejak kemenangan beruntun di babak penyisihan di JAKARTA hampir semua pemain kita "disanjung" berlebihan. *bener gak?. mulai nama pemain yg selama ini tdk dikenal kemudian 'muncul' bak 'megastar' hingga pemain lama *yg sebenarnya biasa2 saja; menjadi selebritis 'dadakan' yg 'diarak' kesana kemari, sarapan dgn tokoh2 disana-sini *berapa sih biaya sarapan pagi 40an org? Ga mahal2 banget kok, tp krn yg mengundang si "anu"