Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2011

"JEMURAN HANDUK"

Terbentang berwarna-warna dengan noda-noda yg tertinggal, baik yang terlihat maupun yg samar. Ada yang bau, tidak berbau , tetapi tetap saja itu bekas noda dari bagian tubuh yang di-usap. Greeennng…. Setiap pagi mata, telinga disuguhi sarapan oleh berbegai “keanehan” negeri ini. Handuk-handuk semakin banyak digelar didepan mata bagai jemuran handuk tetangga yg dipamer setiap hari beserta “peralatan-peralatan”   pembungkus bagian dalam pria dan wanita. Bukan lagi kesengajaan tetapi sudah seperti budaya kalau hal seperti ini adalah lumrah. *memang lumrah atau dilumrahkan. Handuk putih dengan bercak-bercak “aneh” (*mungkin bekas bercak “anu”), handuk coklat agar tdk diketahui bahwa sesungguhnya sudah kotor, handuk kuning, hijau, biru dan warna-warna lain yg tanpa disadari bahwasanya ada “lemak-lemak” yang tertinggal dan diam disitu. Mengering, menguap atau kembali ke tubuh karena di-usapkan kembali. *aku ingin menjadi “handuk” selebritis wanita. Lh

"DEMI CINTA" ( Malu pun gak apa-apa krn demikian kejadiannya )

Pyaaaarrrr...!! Aku bangun kepagian, terlalu banyak pekerjaan yg hrs dikerjakan hari ini. *harusnya malah bersyukur. Alaaah, namanya ngantuk ya ngantuk. Siapa yang berani melawan tubuhnya sendiri? Koran. Ya koran pagi. Itu sarapan wajib walaupun membacanya harus tetap menghidupkan lampu. *usia gak pernah mau bersahabat. Sangat berbeda dgn nafsu biologis. Masa si? Treng..teng teng teng..!!! *"agak" kaget. Siswa RSBI "Minta-minta di Jalan. Itu salah satu judul di Radar Cirebon. Untuk apa memangnya siswa2 tsb minta-minta? Untuk team bolabasket sekolah tsb tentunya. Lho? Iya..! Aku tau, mereka akan mengikuti salah satu kejuaran bolabasket di Bdg. Kok tau? Ya taulah. Siapapun tau akan hal itu. Apalagi komunitas bolabasket pelajar di kota Cirebon; Akan sangat tau perihal kejuaraan tsb. Hebat sekali gebyarnya kejuaran tsb hingga kejadian seperti judul di koran tadi sah-sah saja dilakukan tanpa "malu". Kok gak malu? Kayaknya gak punya urat malu,

"DONGENG - DONGENG SETENGAH TELANJANG DI SIANG BOLONG"

Pletok tok totoktok..tok..tok.. Tidak ada lagi nama Bachdim di Timnas Indonesia. Mungkin saja 'tarian' selebrasinya diwaktu lalu akan menjadi kenangan indah yg tidak akan terlupakan. Sementara itu dilain 'kotak' masalah olahraga sepakbola Indonesia, ISL dan LPI pada "berantem" gak karuan. *yg benar itu kelak akan 'benar'. Masyarakat Indonesia hanya bisa menyaksikan pertarungan tsb hari ke hari melalui media hingga pada waktunya kita semua akan menemukan sang juaranya. Siapa juaranya?. Hati Nurani!. *lho? Ya, di hati nurani yang bersih, disitulah nanti ada sang pemenangnya. Karena pada hati nurani, "nglumpuk" *jawa = berkumpul semua kriteria yg dibutuhkan untuk menjadi 'sang juara'. Kalau tidak ada hati nurani? *kayaknya memang sifat manusia Indonesia saat ini. Lalu bagaimana? Haruskah jujur membuka "topeng" kita masing2? *buka dulu topeng-mu...buka dulu topeng-mu.. Ariel nih.... Ya, Ariel.. Kasihan dia sudah

"Malaikatt Juga Tau, Kaulah Yg Jadi Juaranya"

Judul diatas sebenarnya penggalan syair lagu Dewi Lestari. Tapi kayanya pas dibuat judul. Pesta itu sdh usai. Cucuran keringat telah terusap, segala komentar telah terbaca, sumpah serapah telah terucap lepas lugas dan keras. *sampai ada bodyguard si "anu" yg emosi lalu berani menantang massa di GBK. Selamat buat "saudara2" ku dari Malaysia yg berhasil merebut singgasana pertama. Dan selamat yg 'TER-AMAT DALAM' *dgn CINTA KASIH tentunya, pada putra2 terbaik negeri ini yg telah menunaikan tugas dgn membela NEGARA INDONESIA dgn "BAIK". *HATI-HATI pada org yg seenaknya melecehkan negeri ini, karena selama perhelatan berlangsung seluruh lapisan masyarakat seantero negeri ini menjadi satu padu membela MERAH PUTIH!! Lalu, siapakah sebenarnya yg menjadi "JUARA" yg sebenarnya?. SEPULUH JARIKU MENYEMBAH kepada seluruh SUPPORTER INDONESIA.!! Merekalah JUARA nya!!! Melihat tayangan di televisi selama final leg II ada KEHARUAN dan K

"Esok Kan Masih Ada"

Lepas dari masalah Nasionalis; karena Nyawaku-pun akan kuberikan tuk membela negeri ini. Itu pasti dan harga mati bila kita diusik negara lain. Tapi kali ini masalah 3 - 0 di Bukit Jalil. *keren stadionnya..banget!.  Ribuan komentar sdh tertulis pasca kekalahan timnas sepakbola Indonesia. *ada yg menggelikan, 'menggelitik' dgn sedikit kritik, menyalahkan yg gak perlu dll.  Jujur2an... Sudah baikkah "kita"? *aku ngaku aja. Belon! Kayanya ada yg salah dgn kita *menurutku lho. (sekali lagi menurutku lho). Sejak kemenangan beruntun di babak penyisihan di JAKARTA hampir semua pemain kita "disanjung" berlebihan. *bener gak?. mulai nama pemain yg selama ini tdk dikenal kemudian 'muncul' bak 'megastar' hingga pemain lama *yg sebenarnya biasa2 saja; menjadi selebritis 'dadakan' yg 'diarak' kesana kemari, sarapan dgn tokoh2 disana-sini *berapa sih biaya sarapan pagi 40an org? Ga mahal2 banget kok, tp krn yg mengundang si "anu"