SANGKAKALAKU

Tidak pernah bosan2nya aku ke pantai Ngandong Gunubgkidul Yogyakarta.

Tadinya aku mengira kalau dirinya pintar serta cerdas dgn pemikiran serta wawasan yang luas. Tapi pada kenyataannya TIDAK!. Saat ini malah semakin terbuka siapa dirinya yang seutuhnya seperti apa yang aku duga sebelumnya yang dengan diam aku cermati tanpa disadari oleh nya. Begitulah, dengan mudah ya dia mengungkapkan sisi DELUSI yg dimiliki.  Menganggap dengan jijik satu kejujuran diri yg teramat pribadi yang sebelumnya telah dibicarakan dengan kesadaran penuh dan pemikiran yang dalam.  Sebelumnya sudah aku ketahui ke mana arah semua ini. PEMAIN LAMA! Tekanan dari tatanan yg primitif serta desakan dunia lain lalu di amin kan maka terjadilah semua ini tanpa disadari telah membuka AIB dalam dirinya sendiri. Semuanya mengarah ke arah moralitas versi (nya) Apa itu moralitas? darimana asal nya? Mengertikah dia semua ini? Huft !! Kesimpulannya adalah :  - Semua cerita2 itu tidak benar. - Apa dan siapa dirinya yg diutarakan, juga tidak benar. - LOL tingkat dewa dengan bukti2 yg saya miliki d

Bait demi bait syair lagu Make You Feel My Love yg dinyanyikan Adele menjadi teman saya beberapa hari ini. Saya tidak ingin mengarahkan kalimat-kalimat di lagu tersebut pada seseorang. Saya hanya dituntun layaknya seekor hewan dungu dan ditempatkannya ke satu titik, yang akhirnya di titik itu mata hati saya terjebak tidak mampu bergerak.  Entah apa nama titik itu.  Adalah di satu malam terkirimnya sebuah file lagu tsb untuk saya dengarkan melalui satu peralatan teknologi yang saya miliki. Dan semenjak itulah muncul satu titik dgn satu kekuatan yg pd titik itu memiliki roh serta kesaktian yg sanggup melumpuhkan segalanya. “The storms are raging on the rolling sea And on the highway of regret. The winds of change are blowing wild and free, You ain't seen nothing like me yet.” Saya selalu menanyakan dalam diam pada hati saya. Siapakah yg mengirimkan kekuatan serta nyawa ke titik tersebut. Kadang saya yakinkan dalam hati bahwa pengirim file tersebutlah

Tiga bulan belakangan ini saya sudah berpuluh kali mengunjungi pantai-pantai yang ada dikawasan Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta. Mulai dari pantai Baron hingga ke pantai Timang.  Semua pantai yang berderetan di kawasan tersebut, bagi saya semuanya indah. Beberapa pantai-pantai tersebut sudah dikelola pemerintah bekerja sama dgn masyarakat setempat walaupun yg dirasakan masih jauh dari kelayakan. Termasuk akses menuju pantai-pantai tertentu yg belum dapat dilalui kendaraan roda empat. Setelah membayar retribusi di pos penjagaan sebelum pantai Baron, saya juga masih diharuskan membayar parkir kendaraan di pantai-pantai yg saya kunjungi, saya juga harus membayar retribusi untuk buang air kecil, saya juga harus membayar sejumlah uang bila ingin mandi untuk membilas diri setelah berenang di laut, lalu minimnya penjaga-penjaga pantai beserta peralatan kesehatannya. Sejak dulu saya selalu berontak dalam hati, kenapa ingin melihat pantai ciptaan Tuhan harus membayar sejumlah uang kepada p